makalah vaksin varicella
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit
cacar dalam bahasa medis disebut variola, sedangkan dalam bahasa
Inggris disebut small pox. Penyakit yang disebabkan oleh virus poks (pox
virus) ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan sangat mudah
menular. Gejala yang terjadi bagi yang terinfeksi adalah demam, dan
muncul gelembung-gelembung berisi nanah secara serentak di kulit daerah
wajah, tangan, kaki, dan akhirnya seluruh tubuh. Penyakit ini kerap
berakibat fatal, terutama bila mengenai bayi atau lanjut usia. Bagi yang
bisa sembuh pun, akan memberikan bekas di kulit berupa bopeng-bopeng.
Untungnya,
penyakit ini sudah tidak ada lagi dunia. Di abad 19, seluruh dunia
berupaya memberantas penyakit ini dengan imunisasi. Di wilayah
Indonesia, imunisasi cacar telah dilakukan sejak tahun 1856, oleh
Pemerintahan Hindia, Belanda. Setelah proses yang panjang dan penuh
kerja keras, akhirnya penyakit ini tidak ditemukan lagi di Indonesia
sejak tahun 1974 dan selanjutnya WHO menetapkan Indonesia bebas dari
cacar. Berkat kerjasama seluruh dunia, akhirnya tahun 1980 pun dunia
dinyatakan sudah bebas dari penyakit cacar.
Penyakit
Cacar atau yang disebut sebagai ‘Herpes’ oleh kalangan medis adalah
penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan
gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. Penyakit Cacar atau
Herpes ini ada 2 macam golongan, Herpes Genetalis dan Herpes Zoster.
Herpes
Genetalis adalah infeksi atau peradangan (gelembung lecet) pada kulit
terutama dibagian kelamin (vagina, penis, termasuk dipintu dubur/anus
serta pantat dan pangkal paha/selangkangan) yang disebabkan virus herpes
simplex (VHS), Sedangkan Herpes Zoster atau dengan nama lain ‘shingles’
adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster yang
menimbulkan gelembung cairan hampir pada bagian seluruh tubuh.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh vaksin terhadap kesembuhan penyakit varicella
2. Tujuan Khusus
· Mengetahui pengertian penyakit varicella
· Penyebab penyakit varicella
· Penanganan penyakit varicella
· Jenis vaksin yang dapat mencegah penyakit varicella
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Varicella
Cacar
air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster. Penyakit ini disebarkan
secara aerogen.
Cacar Air (Varisela, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
Cacar Air (Varisela, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
B. Penyebab Penyakit Varicella
Penyebabnya adalah virus varicella-zoster. Virus
ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui
benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.
Penderita
bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan
yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan,
sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan). Jika seseorang pernah
menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan
menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam
tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes
zoster.
C. Gejala Penyakit Varicella
Pada
permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa
lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada
kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan
pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang
berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut
atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah. Kemerahan
pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding
tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga
dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera
mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan
meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak
ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan
meninggalkan bekas lagi. Lain
halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera
terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. Kondisi
ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi.
setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang
dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda,
bekas cacar air akan lebih sulit menghilang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Cacar_air).
Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat. 24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat. 24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.
Papula
di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak
ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu).
Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala. Papula di mulut cepat
pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan
gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran
pernafasan bagian atas, rektum dan vagina. Papula pada pita suara dan
saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan. Bisa
terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian samping. Cacar
air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya
berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi
akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus. (proverawati,
2010)
D. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng).
E. Waktu Karantina yang Disarankan
Selama
5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh telah
berkeropeng. Selama masa karantina sebaiknya penderita tetap mandi
seperti biasa, karena kuman yang berada pada kulit akan dapat
menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air. Untuk menghindari
timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya menghindari pecahnya
lenting cacar air. Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya
tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras. Untuk menghindari gatal,
sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung menthol sehingga
mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak
teriritasi. Untuk yang memiliki kulit sensitif dapat juga menggunakan
bedak talk salycil yang tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga
selalu mengkonsumsi makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan
penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C
seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat dibuat juice.
F. Penyebaran
Virus
ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui
benda-benda yang telah terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.
Seseorang yang terkena cacar air dapat menularkan virus varicella-zoster mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir mengering.
G. Pencegahan Penyakit Varicella
Varicella Zoster Immunoglobulin (VZIG) direkomendasikan oleh CDC and Prevention 1996 untuk pencegahan, dengan dosis 125 U/10 kgBB, maksimum 625 unit atau 5 vial untuk pencegahan pre atau pascatercemar. Varicella Vaccine (Varivax), merupakan life virus
vaksin tetapi tidak direkomendasikan pada perempuan hamil. Terjadinya
infeksi virus ini pada kehamilan 13-20 minggu akan menyebabkan
terjadinya cacat bayi pada 0,4-2% dari kehamilan. Kelainan dapat
merupakan korioretinitis, attrofi kortek serebri, hidronefrosis, dan
cacar pada kulit serta kaki. Jika infeksi terjadi sesaat sebelum dan
sesudah persalinan juga berbahaya bagi bayi karena antibodi ibu belum
terbentuk ( masa inkubasi virus ini umumnya kurang dari 14 hari). Karena
itu, bayi yang lahir dari ibu hami dengan infeksi virus ini 5 hari
sebeum dan sesudah persalinan harus segera divaksin dengan VZIG atau ZIG
( zoster immunoglobulin). Dengan pemberian vaksin ini 30-40 % bayi
masih bisa mengalami infeksi, tetapi kompikasi dan kematian sangat
dikurangi. (Sarwono, 2008)
Imunisasi
tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini
dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai
kekebalan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.
Untuk
mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum
pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi
mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan),
bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin
varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang
berusia 12-18 bulan.
H. Komplikasi
Anak-anak
biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa
maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau
bahkan berakibat fatal.
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:
- Pneumonia karena virus
- Peradangan jantung
- Peradangan sendi
- Peradangan hati
- Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)
- Ensefalitis (infeksi otak)
I. Pengobatan Penyakit Varicella
Varicella
ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak
menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut
mengalami panurunan daya tahan tubuh. Penyakit varicella dapat diberi
penggobatan “Asiklovir” berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam
sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan
salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan
yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari. Larutan “PK” sebanyak 1%
yang dilarutkan dalam air mandi biasanya juga digunakan. Setelah masa
penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka
yang ditimbulkan dengan banyak mengkonsumsi air mineral untuk
menetralisir ginjal setelah mengkonsumsi obat. Konsumsi vitamin C
plasebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu
biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa
didapat dari plasebo, minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut.
Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar-
benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut.
Untuk
mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit
dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau
losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol. Untuk mengurangi
resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya:
- kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun
- menjaga kebersihan tangan
- kuku dipotong pendek
- pakaian tetap kering dan bersih.
- menjaga kebersihan tangan
- kuku dipotong pendek
- pakaian tetap kering dan bersih.
Kadang
diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin). Jika terjadi
infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa
diberikan obat anti-virus asiklovir. Untuk menurunkan demam, sebaiknya
gunakan asetaminofen, jangan Aspirin. Obat anti-virus boleh diberikan
kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. adrenalinAsiklovir biasanya
diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat.
Asiklovir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu
24 jam setelah munculnya ruam yang pertama. Obat anti-virus lainnya
adalah vidarabin.
J. Pemberian Imunisasi
Vaksin cacar air berisi virus hidup varicella-zooster atau OKA yang tidak berbahaya serta
sedikit antibiotik, neomisis. Pemberian vaksin varicella dapat
diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropik dan bila
diatas usia 13 tahun dapat diberikan 2 kali suntikan dengan interval 4-8
minggu. Pemberian vaksin, juga dapat diberikan pada :
a. Anak usia 12-18 bulan yang belum terkena cacar air harus mendapat 1 dosis vaksin.
b. Anak usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum terinfeksi cacar air, mendapat 1 dosis vaksin.
c. Orang
dewasa yang belum mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal di
lingkungan yang rentan penularan cacar air, seperti di sekolah, panti
penitipan anak, rumah sakit, asrama, penjara atau barak militer.
d. Wanita usia produktif yang belum terkena cacar air dan tidak sedang hamil.
e. Orang dewasa dan remaja yang belum terkena cacar air dan tinggal dengan anak-anak.
f. Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum mengalami cacar air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster.
Penyebabnya
adalah virus varicella-zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan
ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan
dari lepuhan kulit.
Gejala
Penyakit Varicella Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit
demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini
khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan
nyeri sendi, sakit kepala dan pusing.
Untuk pencegahan penyakit varicella diberikan suatu vaksin dan Varicella Zoster Immunoglobulin (VZIG) direkomendasikan oleh CDC and Prevention 1996 untuk pencegahan, dengan dosis 125 U/10 kgBB, maksimum 625 unit atau 5 vial untuk pencegahan pre atau pascatercemar.
Pemberian
vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di
daerah tropik dan bila diatas usia 13 tahun dapat diberikan 2 kali
suntikan dengan interval 4-8 minggu.
B. Saran
Penyakit varicella merupakan penyakit yang menular untuk sebab itu masyarakat seharusnya mewaspadai dan mengetahui bagaimana cara penyakit varicella menular. Selain itu petugas kesehatan juga perlu menberikan penkes dan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi varicella.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar